A.
PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen keuangan merupakan suatu ilmu yang
mempelajari tentang perencanaan, pemeriksaan, penganggaran, pengelolaan,
pencarian, pengendalian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan
dengan tujuan menyeluruh.
Manajemen keuangan dapat di definisikan dari tugas dan
tanggung jawab manajer keuangan.meskipun tugas dan kewajibannya berlainan
disuatu perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan yaitu keputusan tentang
investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan.
Manajemen keuangan yaitu :
§
Manajemen yang mengkaitkan pemerolehan
(acquitition), pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva dengan
tujuan secara menyeluruh dari suatu perusahaan.
(Manajemen terhadap fungsi keuangan).
§
Semua kegiatan / aktivitas perusahaan
yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan
beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Untuk memahami pengertian Manajemen
Keuangan lebih di arahkan pada kegiatan Pembelanjaan perusahaan sehingga dapat
dikatakan Manajemen Keuangan sama dengan Pembelanjaan Perusahaan. Perusahaan
dalam menjalankan bisnis memerlukan aset riil (real assets) dimana aset
riil tersebut berupa Tangible assets :
- Aset lancar : Kas, Piutang, Persediaan
- Aset tetap : mesin, pabrik, kantor,
kendaraan
Dan dapat berupa aset tidak berwujud (Intangible assets) : keahlian
teknis (technical expertise) merk dagang (trade mark), patent. Untuk
mewujudkan aset riil tersebut memerlukan modal yang dapat di peroleh bersumber
pada
- Liability : Utang Dagang, Obligasi, Utang bank
- Equity : Modal setor, Saham, Laba Ditahan
Contoh kasus:
Misalkan seorang pengusaha ingin mendirikan sebuah
mini market maka untuk dapat beroperasional dia harus mendirikan Toko
(bangunan), Peralatan minimarket, peralatan administrasi minimarket yang itu
merupakan aset tetap minimarket. kemuadian dia juga harus menyediakan
barang-barang kebutuhan sehari-hari yang akan dijual (persediaan) serta dana
kas untuk membiayai operasional minimarket yang ini merupakan aset lancar
minimarket tersebut. Untuk mewujudkan semua aset riil tersebut pengusaha
itu dapat membelanjainya dengan dana yang bersumber dari modalnya sendiri
(perseorangan) atau bermitra dengan koleganya untuk membuat persekutuan modal
(cv, firma dll) atau dapat juga mendirikan perseroan terbatas (PT) untuk
mengumpulkan modal dalam bentuk saham.
Pengusaha tersebut juga dapat
membelanjai aset-aset riilnya dengan hutang misalnya melalui pinjaman bank,
pinjaman suplier (utang dagang) atau menerbitkan obligasi jika badan
usahanya berbentuk perseroan.
Dari penjelasan di atas dapat
di definisikan Manajemen Keuangan atau Pembelanjaan merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan serta
usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.
Seorang manajer keuangan tidak hanya bertugas mencatat, membuat laporan,
mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan dan mencari dana, tetapi
lebih dari itu harus mampu menciptakan kekayaan perusahaan melalui
kegiatan mencari sumber dana dan mengalokasikannya.
Untuk mewujudkan aset riil tersebut
memerlukan modal yang dapat di peroleh bersumber pada modal asing (Utang
Dagang, Obligasi, Utang bank) dan modal sendiri (Modal setor, Saham, Laba
Ditahan).
Seorang manajer keuangan tidak hanya bertugas
mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan
dan mencari dana, tetapi lebih dari itu harus mampu menciptakan
kekayaan perusahaan melalui kegiatan mencari sumber dana dan mengalokasikannya.
Pada hakekatnya masalah manajemen keuangan adalah
menyangkut masalah keseimbangan finansial didalam perusahaan yaitu mengadakan
keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan serta mencari susunan
kwalitatif daripada aktiva & pasiva tersebut dengan sebaik- baiknya. Hal ini disajikan ke dalam laporan atas
posisi keuangan (neraca).
B.
PELUANG
KARIR DI BIDANG KEUANGAN
Bertanggung
jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan (pemerolehan
(acquitition), pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva secara
efisien)
1. Meningkatkan
pertumbuhan ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
2. Menghadapi
tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi di
lingkungan :
Ø persaingan
antar perusahaan
Ø perekonomian
dunia yang tidak menentu
Ø perubahan
teknologi
Ø tingkat
inflasi dan bunga yang berfluktuasi
C.
SEJARAH
PERKEMBANGAN MANAJEMEN KEUANGAN
Awal abad 19 sekitar tahun 1900 :
a.
Istilah manajemen keuangan mulai muncul di Amerika
Serikat yang mana industrinya telah berkembang pesat mengakibatkan
persoalan baru yaitu bagaimana dan darimana memperoleh kebutuhan dan untuk
membiayai operasi perusahaan sehingga muncullah manajemen keuangan.
b.
Manajemen keuangan waktu itu suatu bidang ilmu yang
terpisah dari ilmu-ilmu lainnya yang menekankan diri dari aspek-aspek hukum
yang biasanya muncul pada perusahaan, aspek yang masalah merjer, pendataan,
perluasan perusahaan, pembentukan perusahaan baru , tata cara go public dan
penjualan surat-surat berharga.
Tahun 1929 s.d. 1933:
a.
Perkembangan bisnis tsb di atas belum dilakukan dengan
sempurna dan tidak diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat.
b.
Regulasi yang mengatur aktivaitas perusahaan terlambat
diterapkan sehingga terjadi kelesuan perekonomian (resisi) sehingga
pemerintah mengalami kesulitan yang serius yang mengakibatkan kegagalan bisnis
di berbagai sektor;
c.
Pada waktu itu peranan manajemen keuangan memfokuskan
analisisnya pada masalah-masalah kebangkrutan dan reorganisasi. Likuiditas
perusahaan dan peraturan-peraturan tentang surat-surat berharga yang
ditawarkan di pasar modal menjadi prioritas pengelolaan keuangan.
Pada masa
inilah manajemen keuangan telah bergeser perannya dari masa pencairan dana
untuk pembiayaan dalam melakukan merger, konsolidasi dan pendirian perusahaan
baru ke masalah struktur modal yang menganalisis perimbangan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri. Hal itu membuktikan bahwa manajemen
keuangan tidak hanya mencari dana, tetapi lebih jauh dari itu yaitu bagaimana
komposisi dana harus diperoleh agar mendapatkan modal dengan biaya yang minimal
(tercapai struktur modal yang optimum)
Tahun 1940 s.d. 1950-an:
a.
Dipelajari oleh masyarakat luas.
b.
Manajemen keuangan tidak hanya mengatur masalah
bagaimana memperoleh dana dan struktur modalnya, namun telah mempelajari
bagaimana menggunakan dana secara efektif dan efisien.
c.
Manajemen keuangan dimaksudkan untuk menghitung secara
rinci keadaan keuangan perusahaan, sehingga dapat dianalisis besarnya laba yang
diperoleh dan besarnya nilai perusahaan yang tercermin pada harga
saham-sahamnya.
Tahun 1960 s.d. 1970:
a.
Ilmu manajemen keuangan mengalami suatu pembaharuan
pada sisi hutang (liability) dan modal sendiri yang berada disisi kanan
laporan neraca.
b.
Memfokuskan pada penetapan kebijakan dan pengambilan
keputusan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ada 2 pusat perhatian
yang diutamakan.
1). kombinasi
optimal dari surat-surat berharga.
2). cara-cara
bagaimana investor secara individu mengambil keputusan-keputusan investasi,
teori porto folio, dan imp likasinya terhadap keuangan perusahaan.
Pada awal tahun 1966,
perekonomian dunia dilanda inflasi, sehingga pasar keuangan melakukan kebijakan
yang sangat ketat dan tingkat biaya memperoleh dana yang tinggi.
Dalam menghadapi kondisi seperti
ini ilmu manajemen keungan memiliki 4 bidang tugas pokok.
1.
Pengendalian arus kas dan arus fisik barang.
2.
Mencoba menghubungkan antara keputusan keuangan dengan
fungsi-fungsi manajemen lainnya.
3.
Dikaitkannya perencanaan dan pengendalian keuangan dan
faktor-faktor perubahan lingkungan eksternal.
4.
Manajemen keuangan tidak hanya berlanggung jawab
terhadap pengelolaan arus kas, tetapi juga mengontrol pusat-pusat laba yang ada
dari seluruh operasi perusahaan. Para eksekutif keuangan harus dapat
mengevaluasi aspek dari operasi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan
yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
Tahun 1970-an sampai awal abad 21
a. Berkembang dengan
pesat
b. Terus
berkembang dengan munculnya inovasi baru dalam pembiayaan seperti Leasing dan
pertumbuhan perusahaan secara eksternal melalui konglomerasi, merjer, akuisisi
c. Ilmu
manajemen keuangan terus berkembang menjadi suatu ilmu yang tidak dapat
dilepaskan dari bagian suatu proses pengambilan keputusan oleh hampir semua
perusahaan.
D.
KEPUTUSAN
MANAJAMEN KEUANGAN
Manajer keuangan mempunyai
tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk dapat
memaksimalkan dan meningkatkan kekayaan perusahaan sangat ditentukan oleh
keputusan-keputusan keuangan Perusahaan. Keputusan keuangan yang tepat berdampak pada value
perusahaan, sebagaimana dijelaskan di atas bahwa keputusan keuangan harus
berorientasi pada tujuan perusahaan yaitu meningkatkan value perusahaan.
Aliran kas antara pasar modal & operasi
Penjelasan:
1. Kas
diperoleh dengan menjual financialasset (saham, obligasi/sekuritas lain) atau
mendapatkan kredit dari bank atau sumber lain
2. Dana yang
diperoleh dari pemberidana digunakan untuk membeli realassets yang digunakan dalam
operasional perusahaan
3. Apabila
perusahaan bekerja dengan baik, real asset menghasilkan aliran kas masuk yang lebih besar
dari jumlah yang dibayarkan(dikeluarkan) pada saat investasi
4. Pada akhirnya
kas tersebutdireinvestasikan atau dikembalikan kepada pemodal (pemegang
obligasi maupun bank)
Ada pun keputusan keuangan yang
menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga (3) jenis:
1. Keputusan investasi (Investment decision)
Keputusan
yang berkaitan dengan bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk
investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang.
Keputusan ini meliputi penentuan aktiva riil yang dibutuhkan untuk dimiliki
perusahaan.
2. Keputusan pembelanjaan (Financing decision)
Keputusan
yang berkaitan dengan bagaimana manajer mendapatkan dana yang akan digunakan untuk memperoleh
aktiva riil yang diperlukan. Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai
kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut
untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang
ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi
serta kegiatan usahanya.
3. Kebijakan deviden (deviden policy)
Dividen merupakan bagian keuntungan
yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Oleh karena
itu dividen ini merupakan bagian penghasilan yang diharapkan oleh pemegang
saham. Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk
menentukan deviden tunai, stabilitas deviden, dividen saham (stock
deviden), pemecahan saham (stock split), penarikan kembali saham
yang beredar (repurchase stock), yang semuanya ditujukan untuk
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.
E.
TUJUAN
PERUSAHAAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM ORGANISASI
Pada
dasarnya tujuan manajemen keuangan (The Main Objective of Financial Management)
adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham, bukan memaksimumkan profit.Arti memaksimumkan profit, berarti
mengabaikan tanggung jawab soSial, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka
pendek.
Sedangkan arti memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan sebagai berikut:
1. Berarti memaksimumkan
nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa datang yang akan
diterima oleh pemilik perusahaan.
2. Berarti lebih menekankan pada aliran hasil
bukan sekedar laba bersih dalam pengertian akuntansi.
Tujuan perusahaan pada dasarnya
adalah memaksimumkan nilai perusahaan dengan pertimbangan teknis sebagai
berikut :
1. Memaksimumkan nilai
bermakna lebih luas daripada memaksimumkan laba, karena memaksimumkan nilai
berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
2. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan
berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan.
Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima
di masa yang akan dating mungkin beragam.
Berdasarkan pengertian Manajemen Keuangan di atas
dapat di sebutkan 2 (dua) fungsi Manajemen Keuangan yaitu :
- Fungsi Pendanaan (mencari
sumber dana) :
§ Tercermin di
neraca sisi passiva.
§ Keputusan
pembelanjaan, maksudnya bagaimana perusahaan mencari sumber modal dengan
prasyarat dan biaya yang semurah-murahnya.
§ Pembelanjaan
pasif.
- Fungsi Penggunaan Dana
(Alokasi) :
§ Tercermin di
neraca sisi aktiva.
§ Keputusan
investasi, . Prinsip Efesiensi dalam pengalokasian dana
berorientasi bahwa penggunaan dana pada investasi usaha diharapkan memberi
keuntungan di masa yang akan datang.
§ Pembelanjaan
aktif.
Jadi
manajemen keuangan berfungsi untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya dan mengeluarkan
biaya sekecil-kecilnya.
F.
PERKEMBANGAN
TEORI KEUANGAN
Seperti teori-teori lainnya, teori keuangan juga
mengalami perkembangan. Perkembangan teori keuangan sejak dikenal tahun 1900
sampai abad dua puluh satu ini tidak begitu pesat.
Perkembangan tersebut umumnya
merupakan penyempurnaan dan pendalaman serta perluasan analisis dari teori yang
ada. Perkembangan teori keuangan tersebut adalah :
1.
Teori Pasar Modal Efisien (Efficient capital Market
theory)
Asumsi
penting dalam teori keuangan adalah asumsi pasar modal yang efisien.
Efisiensi pasar modal ini bukan efisien dalam arti administrasi keuangan ,
tetapi efisiensi yang dimaksud adalah efisien secara informasional . Artinya
bahwa harga-harga sekuritas yang ada di pasar modal mencerminkan informasi
relevan yang mempengaruhi harga skuritas tersebut.
Efisiensi pasar modal ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.
Tidak ada biaya transaksi baik transaksi pembelian
maupun penjualan;
b.
Tidak ada pajak;
c.
Pasar bersifat persaingan sempurna, artinya banyak
pembelian maupun penjualan;
d.
Pembelian maupun penjualan bertindak sebagai price
maket (penentu harga);
e.
Baik individu maupun perusahaan memiliki akses yang
sama ke pasar modal;
f. Informasi yang berhubungan dengan pasar modal tersedia
untuk semua pelaku pasar dan mereka memiliki harapan yang sama;
g.
Tidak ada biaya yang berkaitan dengan financial
distress;
Asumsi
tersebut di atas mengacu suatu hipotesis yaitu hipotesis pasar efisien
(efficient market hypothesis, EMH). Telah dikemukakan bahwa pengertian efisien
di sini adalah fisien secara informasional (informational effciency)
bukan efisien secara operasional (operational fficiency).
Untuk
mencapai kondisi yang efisien secara informasional ini ada 4 syarat yang
diperlukan, yaitu:
a. Informasi harus dapat diperoleh tanpa biaya dan
tersedia bagi semua pelaku pasar modal pada saat yang sama. Artinya, informasi
yang ada kaitannya dengan pasar modal harus dapat diterima oleh semua pelaku
pasar modal secara merata pada waktu yang sama. Tidak ada investor yang
menerima informasi tersebut lebih cepat atau lebih lambat dari investor
lainnya.
b.
Pelaku pasar modal secara individu tidak dapat dan
tidak mampu mempengaruhi harga saham.
c. Semua pelaku pasar modal bertindak secara rasional.
Artinya para pelaku pasar modal tersebut bertujuan untuk memaksimumkan nilai
harapan yang ingin dicapai, misalnya ingin memaksimumkan return yang
diharapkan.
d.
Tidak ada biaya transaksi, pajak, dan
hambatan-hambatan transaksi lainnya.
Efisiensi pasar modal dapat dibagi menjadi 3 bentuk
efisiensi, yairu:
a. Efisisensi bentuk lemah (weak-form efficiency).
Efisiensi bentuk lemah menunjukkan bahwa harga saham di masa datang tidak dapat
diprediksi hanya menggunakan data harga saham yang lalu. Pergerakan harga saham
bersifat random (acak), sehingga tidak dapat diprediksi hanya menggunakan data
harga historis. Apabila harga saham yang akan datang dapat diprediksi hanya
menggunakan data harga saham masa lalu, maka pasar modal tersebut belum efisien
dalam bentuk lemah.
b. Efisisensi bentuk setengah kuat (semi strong-form
efficiency). Efisiensi bentuk setengah kuat menunjukkan bahwa harga saham
yang terjadi merefleksikan atas informasi yang dipublikasikan.
c. Efisiensi bentuk kuat (strong-form fficiency).
Efisiensi bentuk kuat menunjukkan bahwa harga saham yang terjadi merefleksikan
informasi yang dipublikasikan maupun informasi yang tidak dipublikasikan.
2. Teori Struktur Modal (Capital Structure Theory)
Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri. Teori mengenai struktur modal pertama kali
dikenalkan oleh Francisco Modigliani dan Merton Miller (biasa disingkat: MM)
tahun 1958. Modigliani dan mliller mempublikasikan teori struktur modal ini
dalam hubungannya dengan kemarnpuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa
yang akan datang (future earning). Mereka mengemukakan bahwa kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba di masa datang tidak dipengaruhi oleh
besarnya struktur modal (dengan asumsi tidak ada pajak). Jika teori ini benar
maka manajer keuangan tidak perlu memikirkan perencanaan besarnya struktur
modal karena tidak berpengaruh .terhadap kemampuan perusahaan memperoleh laba.
Kemampuan memperoleh laba ini nantinya akan mempengaruhi besarnya dividen yang
akan dibagikan kepada pemegang saham. Jika kemampuan laba tinggi maka harga
saham akan naik. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pula bahwa besarnya
struktur modal tidak relevan mempengaruhi tinggi rendahnya harga saham. Teori
struktur modal ini terus berkembang berkenaan dengan usaha perusahaan untuk
menghasilkan laba yang diperoleh dari penggunaan modal.
Pada
tahun 1963, Modigliani-Miller mempublikasikan teorinya yang kedua tentang
struktur modal dengan memperhatikan pajak. Adanya pajak maka nilai perusahaan
yang tercermin pada harga saham dipengaruhi oleh struktur modal dengan
memperhatikan pajak. Adanya pajak maka nilai perusahaan akan tercermin pada
harga saham dipengaruhi oleh struktur modal. Semakin besar (banyak) hutang yang
digunakan maka semakin tinggi nilai perusahaan yang berarti semakin
tinggi.harga sahamnya. Alasannya adalah bunga hutang yang dibayarkan
dapatmengurangi pajak yang dibayar oleh perusahaan. Penghematan pajak ini
merupakan keuntungan pemegang saham, sehingga nilai perusahaan meningkat yang
tercermin pada meningkatn harga saham.
3. Teori
Dividen (Dividend Theory)
Telah
dijelaskan di muka, bahwa. menurut Modigliani-Miller dengan asumsi pasar modal
efisien dan tidak ada pajak, kebijakan dividen tidak relevan dengan konsep
nilai perusahaan (harga saham). Hal ini disebabkan setiap rupiah yang
dibayarkan perusahaan sebagai dividen mengharuskan perusahaan
mengeluarkan saham baru. Sebagai akibat emisi saham baru itu maka nilai
sekarang dari penerimaan pemegang saham lama menjadi semakin kecil. Ini
artinya pembagian dividen tidak mempengaruhi tingkat kemakmurannya. Dengan kata
lain, bagi pemegang saham akan sama saja apakah menerima pembayaran dividen
sekarang atau capital gain di masa datang. Dengan asumsi pasar modal
yang efisien maka nilai perusahaan hanya dipengaruhi oleh keputusan
penganggaran modal (Copital Budgeting Decision). Keputusan
pengganggaran modal tersebut nantinya akan mmpengaruhi aliran kas dan
tingkat risiko di masa datang. Risiko merupakan penentu aliran kas di masa
dating karena keadaan yang akan datang penuh ketidakpastian. Hasil yang telah
direncanakan kemungkinan tidak tercapai. Kemungkinan menyimpangnya hasil dari rencana
yang telah ditetapkan inilah sebagai risiko yang harus
diperkirakan sebelumnya.
4. Teori Diskonto Aliran Kas (Cash flow Discounted Theory)
Teori
ini mendasarkan diri pada konsep nilai waktu dari uang (time valtre of money).
Aliran kas yang akan diterima pada masa depan dapat dinilai sekarang
menggunakan factor diskonto. Faktor diskonto ini misalnya berupa bunga. Proses
penilaian aliran kas di masa depan tersebut dinamakan pendiskontoan aliran kas
(cash flow discounted). Pendiskontoan kas ini dimaksudkan untuk menilai aliran
kas di masa depan yang dinilai sekarang (present value).
Proses pendiskontoan aliran kas ini dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
a. Perkiraan (estimasi) aliran kas di masa yang
akan dating;
b. Penilaian risiko aliran kas di masa yang akan
datang;
c. Menganalisis penilaian risiko dihubungkan dengan
aliran kas;
d. Penentuan nilai sekarang dari aliran kas (present
varue of cashflow)
Pendiskontoan aliran kas ini penting untuk menetapkan suatu tingkat diskonto
atau bunga yang akan digunakan untuk menilai aliran kas yang akan datang jika
dinilai saat ini.
Tingkat
diskonto yang akan digunakan tersebut harus mencerminkan tingkat risiko aliran
kas, tingkat keuntungan ekonomi (return) dari investasi yang dilaksanakan dan
priode aliran kas (jangka waktu suatu investasi).
5. Teori Agen (Agent Theory)
Sekali
lagi bahwa, tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran para pemegang
saham yang diterjemahkan sebagai memaksimumkan harga saham. Dalam kenyataannya
tidak jarang manajer perusahaan memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan
dengan tujuan utama tersebut. Karena manajer diangkat oleh pemegang saham
idealnya mereka bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham. Namun
dalam praktek sering terjadi konflik antara kedua pihak tersebut yang
dinamakan agency problem. Agency problem ini dapat muncul antara
manajer dan pemegang saham atau antara kreditur dan pemegang saham. Dalam
perusahaan besar agency problem sangat potensial terjadi karena proporsi
kepemilikan perusahaan oleh manajer relatif kecil. Tidak jarang tindakan manajer
bukannya memakmurkan pemegang saham, melainkan memperbesar skala perusahaan dengan cara ekspansi atau membeli perusahaan lain. Motif
utamanya adalah untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain. Konflik
lain yang potensial terjadi dalam perusahaan besar adalah antara pemegang saham
dan kreditur. Kreditur memiliki hak atas sebagian laba dan sebagian aset
perusahaan terutama dalam kasus kebangkrutan. Sementara itu pemegang saham
memegang pengendalian perusahaan yang sangat menentukan profitabilitas dan
risiko perusahaan
6. Teori lnformasi Asimetrik (Asymetric Informatian
Theory)
Kita
tahu bahwa manajer perusahaan pastilah lebih mengetahui tentang informasi
berkaitan dengan kondisi dan prospek perusahaan dibanding dengan investor atau
analis.
Kondisi
seperti ini disebut asymetric information Artinya antara manajer dan pemilik
mempunyai informasi yang berbeda tentang perusahaan. Dalam kasus ini, mungkin
saja manajer perusahaan percaya bahwa saham perusahaan dalam keadaan
undervalued atau overvalued Hal itu tergantung apakah informasi tersebut
menguntungkan atau tidak bagi perusahaan. Dampak yang mungkin muncul dengan
adanya asymetric information adalah timbulnya kegagalan pasar. Misalnya saja
kita akan membeli komputer bekas. Pada pasar komputer bekas ini penjual
biasanya memiliki informasi yang lebih baik daripada pembeli atau terdapat
asymetric information atas calon penjual dan pembeli. Akibatnya, pembeli yang
memperoleh informasi kurang lengkap dibanding penjual kemungkinan akan
mendapatkan harga yang tidak seharusnya dibayar atau kualitas barang yang
tidak sesuai dengan harganya.
7. Teori
Portopolio (Portfolio Theory)
Tokoh
yang terkenal dengan teori portofolionya adalah Harry Markowitz, Dia pernah memperoleh
hadiah Nobel di bidang ekonomi tahun 1990. Teori Portopolio menyatakan
bahwa risiko dapat dikurangi dengan cara mengkombinasikan aset ke dalam suatu
portopolio.
Investor dapat mengurangi risiko atas investasinya dengan dengan cara
menanamkan dananya pada berbagai saham di berbagai pasar saham atau berbagai
saham di suatu pasar saham (bursa).
Hal ini
karena risiko aset secara individu akan lebih besar dari pada risiko
portopolio. Namon teori ini belum menyebutkan secara jelas hubungan antara
hasil (return) dengan risiko investasi.
Oleh
karena itu teori ini disempurnakan oleh William Sharpe dengan mengembangkan
teori keseimbangan yang menghubungkan antara risiko dan hasil
8. Teori Opsi (Option Theory)
Opsi
merupakan suatu hak untuk menjual dan membeli suatu asset dengan harga tertentu
selama jangka waktu tertentu. Perdagangan opsi di Amerika telah berkembang
sejak tahun 1800-an. Suatu model penilaian opsi telah diperkenalkan pada tahun
1973 oleh FisherBlack dan Myron Scholes. Model tersebut kemudian dikenal dengan
Black-Scholes option Pricing Model. Namun demikian, walau sudah agak lama
teori ini berkembang tetapi sampai saat ini belum dianggap sebagai teori dalam
manajemen keuangan. Hanya saja ada beberapa keputusan di bidang keuangan
yang dapat dianalisis dan dipahami lebih baik dengan menggunakan kerangka teori
opsi ini.
Sebagai
contoh, dalam perkara pembatalan sewa guna usaha (leasing) sebagai salah satu
alternative pembiayaan perusahaan. Pembatalan transaksi sewa guna usaha
dapat dianalisis dengan kerangka teori opsi.
Begitu
pula modal yang akan digunakan oleh perusahaan yang dapat berupa modal sendiri
perusahaan (ekuitas perusahaan) atau memakai hutang (leverage) dapat
diperjual-belikan menggunakan teori opsi ini.