Sun
Rss

Selasa, 13 Oktober 2015

Tugas Bahasa Indonesia 2



https://mauritaldrein.files.wordpress.com/2012/12/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.gif



1.      Jelaskan dengan contoh “ Penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar “!
           
Penentuan atau criteria bahasa Indonesia yang baik dan benar itu tidak jauh berbed dari apa yang kita katakana sebagai bahasa baku. Kebakuan suatu kata sudah menunjukan masalah “benar” kata tersebut. Namun masalah “baik” tidak berkaitan dengan kebakuan suatu kalimat, tetapi berkenaan dengan keefektifan suatu kalimat.
Pengertian “benar” pada suatu kata atau suatu kalimat adalah pandangan yang diarahkan bagi segi kaidah bahasa. Sebuah kalimat atau pembentukan kata dianggap benar apabila bentuk kata, kaidah ejaan, kaidah kalimat, dan sebagainya. Dibawah ini akan dipaparkan sebuah contoh.

Penggembala itu menggiring sapi
Kalimat ini benar karena memenuhi kaidah sebuah kalimat secara struktur, yaitu ada subjek (penggembala), ada predikat (menggiring, dan ada objek (sapi). Kalimat ini juga memenuhi kaidah sebuah klaimat dari segi makna, yaitu mendukung sebuah informasi yang dapat dimengerti oleh pembaca. Lain halnya dengan kalimat dibawah ini.
Sapi menggiring pengembala itu
Kalimat  ini benar menurut struktur karena ada subjek (sapi), ada predikat (menggiring), dan ada objek (penggembala). Akan tetapi, dari segi makna, kalimat ini tidak benar karena tidak mendukung makna yang baik.
Sebuah bentuk kata dikatakan benar kalau memperlihatkan proses pembentukan yang benar menurut kaidah yang berlaku. Kata aktifitas tidak benar penulisannya karena pemunculan kata itutidak mengikuti kaidah penyerapan yang telah ditentukan. Pembentukan penyerapan yang benar ialah aktivitas karena diserap dari kata activity. Kata persuratankabar dan pertanggungjawab tidak benar karena tidak mengikuti kaidah yang berlaku. Yang benar menurut kaidah ialah kata persuratkabaran dan pertanggungjawaban.
Pengertian “baik” pada suatu kata (bentukan kata) atau kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari pilihan kata (diksi). Dalam suatu pertemuan kita dapat memakai kata yang sesuai dengan pertemuan itu sehingga kata-kata yang keluar atau dituliskan itu tidak akan menimbulkan nilai rasa yang tidak pada tempatnya. Pemilihan kata yang akan dipergunakan dalam suatu untaian kalimat sangat berpengaruh terhadap makna kalimat yang dipaparkan itu. Pada suatu ketika kita menggunakan kata menugasi , tetapi pada waktu lain kita menggunakan kata memerintahkan, meminta bantuan, memercayakan, dan sebagainya. Pemilihan kata yang tepat untuk konteks tertentu merupakan pemakaian bahasa Indonesia secara baik.
Sebagai simpulan, yang dimaksud dengan bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah bahasa yang konsisten, sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya.

Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku 

Contoh :
Ayah   : Budi apakah hari ini kamu mengikuti kegiatan lomba berenang di daerah bogor ?
Budi    : Iya Ayah, Budi akan mengikuti kegiatan lomba berenang.


Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Dosen dengan seorang mahasiswa

Contoh : 
Pak Dosen       : Saiful apakah kamu sudah mengerjakan tugas?
Saiful               : sudah saya kerjakan pak.
Pak Dosen       : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Saiful               : Baik pak, saya akan mengumpulkannya

Contoh lain dalam tawar-menawar di suatu toko, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar- menawar dengan pembeli dan si penjual di pasar memakai bahasa baku yang seperti ini.

Penjual            : Selamat siang bu, Ada yang saya bisa bantu bu ?
Pembeli           : Selamat siang pak,  Apakah Anda menjual Tahu yang dibuat di Amerika ?
Penjual            : Saya mempunyai Tahu yang anda cari bu, harganya adalah Rp. XXX
Pembeli           : mahal sekali pak, Apakah saya boleh menawarnya ?

Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.

Penjual : cari apa bu ?
Pembeli : saya lagi nyari tahu impor dari amerika bang, ada gak ?
Penjual : oh, ada bu, nih bu harganya Rp. XXX.
Pembeli : mahal amat bang, murahinlah bang.


2.      Berikanlah contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi !

Contoh Fungsi Bahasa dalam kehidupan sehari-hari :

       Ketika jam tepat pada waktu subuh,zhuhur,ashar,maghrib,isya maka masjid disekitar rumah akan memberikan pemberitahuan lewat pengeras suara dengan menyuarakan adzan berkumandang agar umat muslim segera melaksanakan shalat pada waktunya. Namun seringkali masjid memberikan pengumuman dukacita maupun pengumuman penting lewat pengeras suara dan waktunya tidak menentu.
Maka bisa disimpulkan bahwa fungsi suara pengeras dimasjid bukan hanya dipakai untuk kegiatan beribadah melainkan untuk memberikan informasi penting terhadap di sekitar lingkungan rumah kita.

Banyak Fungsi dalam Bahasa Sebagai alat Komunikasi, Yaitu : Bahasa merupakan tata aturan berbicara yang diungkapkan lebih dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami. Menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dapat saling mengerti dan memahami oleh lawan bicara. Jadi dalam hal ini tindakan pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita. Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk memberikan atau menyampaikan suatu hal kepada lawan bicara. Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain. 
Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah kita capai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol  bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda dengan orang lain yang mendengarnya juga. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa  Indonesia artinya kandang atau tempat.
Sumber:

Arifin, E. Zaenal. 2012. Bahasa Indonesia. Cetakan II. Tangerang: Pustaka Mandiri.

0 komentar (comment):

Posting Komentar

Jaga lilin hoho :o