Kasus Audit
Internasional
Kasus
besar yang sangat kencang gaungnya pun menimpa profesi audit ini , “satyam”,
yang merupakan perusahaan teknologi informasi outsourcing terbesar keempat di India. Mempunyai 50 ribu karyawan
yang tersebar diberbagai pusat pengembangan IT-nya di negara-negara Asia,
Amerika, Eropa, dan Australia. Menjadi rekanan dari 654 perusahaan global,
termasuk General Electric, Nestle, Qantas Airways, Fujitsu.
Satyam
yang diketahui telah melakukan fraud terhadap
laporan keuangan. Pada awalnya, Satyam melakukan fraud dengan menggelembungkan nilai keuntungan perusahaan. Setelah
dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara keuntungan yang sebenarnya dan
yang dilaporkan dalam laporan keuangan semakin lama semakin besar. Pada Maret
2008, Satyam melaporkan kenaikan revenue sebesar 46,3 persen menjadi 2,1 milyar
dolar AS. Di Oktober 2008, Satyam mengatakan bahwa revenue-nya akan meningkat
sebesar 19-21 persen menjadi 2,55-2,59 milyar dolar pada bulan Maret 2009.
R,
mantan pemimpin Satyam, pada 7 Januari 2009, mengakui perbuatannya, telah
memalsukan keuntungan perusahaan. Dalam surat pengakuan, ia mengatakan telah
membesar-besarkan laba perusahaan selama bertahun-tahun dan meningkatkan
neracanya hingga lebih dari US$ 1 miliar.
Atas
pengakuan itu, ia menghadapi dakwaan konspirasi, kecurangan, hingga pemalsuan.
Ia kemudian menarik kembali pengakuannya. Namun polisi menetapkan surat itu
merupakan pengakuan penipuan yang sifatnya sukarela.
Proses
persidangan digelar setelah Mahkamah Agung India pekan sebelumnya membatalkan
jaminan yang diberikan kepada R dengan alasan kesehatan. Mahkamah Agung menilai
tuduhan penipuan tidak bisa dikesampingkan dengan jaminan. R sebelumnya
diberikan jaminan dengan alasan kesehatan pada Agustus lalu. Dia menjalani pengobatan
hepatitis di rumah sakit di Hyderabad.
R, 54 tahun, pada 7 Januari 2009
mengundurkan diri dari Satyam. Penipuan yang tidak terdeteksi hingga akhirnya
ia ungkapkan itu mengakibatkan kerugian hingga US$ 1 miliar.
Sanksi
yang diterima oleh Satyam Computer Service adalah gelar penghargaan “Golden
Peacock Award for Corporate Governance under Risk Management and Compliance
Issues” di tahun 2008 dicabut sehubungan dengan skandal fraud yang dihadapi.
Selain itu, harga saham pada 10 Januari 2009 menjadi 11,5 rupees atau senilai
2% dari harga saham tertingginya di tahun 2008 sebesar 544 rupees.
Keruntuhan
Satyam ikut menyeret “Price Waterhouse Coopers” selaku KAP yang mengaudit
Satyam selama 8 tahun terakhir yang diberikan tambahan fee yang jauh lebih tinggi. Ini bukan kali pertamanya KAP Price
Waterhouse tersangkut masalah di India. Pada 2005, The Reserve Bank of India
melarang KAP tersebut untuk mengaudit bank selama 8 tahun karena melakukan
Audit yang tidak memadai atas non
performing assets dari Global Trust Bank. kAP Price Waterhouse menghadapi
investigasi terkait kegagalannya mengindentifikasi fraud senilai 21 juta euro
di divisi air mineral grup perusahaan Greencore.
Ada beberapa prinsip etika profesi
akuntansi yang dilanggar oleh auditor internal Satyam dan PwC India:
Ø Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan
tanggung-jawabmya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
01.
Auditor harus selalu bertanggung
jawab untuk bekerja sarna dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi
akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat, dan menjalankan tanggung-jawab
profesi dalam mengatur dirinya sendiri.
Auditor Satyam tidak melaksanakan
tanggung jawab profesinya dan bersekongkol dengan R. Hal ini bisa terlihat
jelas dari hal bahwa tidak diperiksa secara benar manipulasi atas invoice yang
ada dalam Satyam. Dari laporan keuangan kuartal 1 tahun 2004 hingga kuartal 2
tahun 2009, terdapat 6603 invoice palsu dengan total pendapatan palsu
$1,122,670,000.
Ø Kepentingan Publik
Setiap
anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
public, menghormati kepercayaan public, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme
01.
Kepentingan publik didefinisikan sebagai
kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.
Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan
jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
Setelah mendapat pengakuan dari R,
bursa saham India langsung anjlok. Saham Satyam merosot hingga 70,74% menjadi
52,40 rupee(dikutip dari detikfinance). 10 Januari 2009 menjadi 11,5 rupees atau
senilai 2% dari harga saham tertingginya di tahun 2008 sebesar 544 rupees. Dengan kata lain, para investor dan klien satyam tidak lagi
menaruh kepercayaan mereka pada Satyam karena laporan keuangan Satyam tidak
reliable.
Ø Integritas
Untuk
memelihara dan menigkatkan kepercayaan public, setiap anggota harus memenuhi
tanggungjawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
01.
Integritas adalah suatu elemen
karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan
kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark)
bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
Integritas dapat menerima kesalahan
yang tidak disengaja, tetapi tidak menerima kecurangan dan peniadaan prinsip.
Kecurangan dalam kasus Satyam ini jelas terlihat dari jumlah invoice palsu yang
mencapai 6603, yang tidak wajar bila disebut sebagai kesalahan yang tidak
disengaja.
Ø Obyektivitas
Setiap
anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya
01.
Obyektivitas adalah suatu kualitas
yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual,
tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada
di bawah pengaruh pihak lain.
Dari hasil investigasi kasus satyam,
diketahui bahwa di dalam perencanaan auditnya, auditor internal lebih
memprioritaskan atas dasar permintaan-permintaan R. Auditor eksternal satyam,
PwC India juga melanggar etika obyektivitas karena memiliki hubungan istimewa(
kemitraan) dengan satyam, tetapi tetap memeriksa Satyam sebagai kliennya.
Terlebih lagi PwC juga menerima bayaran audit fee yang jauh diatas para pesaing
Satyam dalam melakukan audit.
Ø Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan
tanggung-jawab profesi kepada publik.
Kompetensi auditor internal Satyam
diragukan, berikut beberapa hal yang dilakukan auditor internal Satyam dalam
menjalankan pekerjaannya (dari hasil investigasi Satyam):
1.
Auditor internal tidak melakukan
pengujian, meneliti atas verifikasi setiap transaksi mulai dari awal terjadinya
transaksi di setiap tahun hingga berakhirnya tahun laporan.
2.
Tidak pernah memverifikasi atau
memeriksa dengan benar cash and bank balance.
3.
Tidak pernah melaporkan hasil
pekerjaannya kepada komite audit.
4.
Sejumlah bukti temuan serius
diabaikan oleh ketua tim audit.
Berikut beberapa pelanggaran yang
juga dilakukan oleh PwC:
1.
Auditor eksternal tidak pernah
melakukan konfirmasi kepada bank yang terkait terhadap saldo bank yang
tercantum dalam satyam.
2.
Tidak pernah memeriksa secara baik
invoice dalam transaksi Satyam.
3.
Liabilitas atas pajak tidak pernah
dilaporkan dalam hasil auditnya.
4.
Tidak pernah memeriksa atau
memverifikasi atas tingkat bunga palsu.
5.
Meskipun ditemukan bahwa system
pengendalian internal satyam lemah, tetapi tidak melaporkan hasil temuannya
itu.
Ø Perilaku Profesional
Setiap
anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Satyam tidak seharusnya menggunakan
PwC sebagai auditor eksternal karena memiliki reputasi yang kurang baik.
Seperti berita diatas, PwC gagal mendetesi fraud senilai 21 juta euro didivisi
air mineral grup perusahaan Greencore.
Referensi:
0 komentar (comment):
Posting Komentar