Sun
Rss

Kamis, 22 Oktober 2015

Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

A.   PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perencanaan, pemeriksaan, penganggaran, pengelolaan, pencarian, pengendalian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan menyeluruh.

Manajemen keuangan dapat di definisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan.meskipun tugas dan kewajibannya berlainan disuatu perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan yaitu keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan.

Manajemen keuangan yaitu :
§  Manajemen yang mengkaitkan pemerolehan (acquitition), pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva dengan tujuan secara menyeluruh dari suatu  perusahaan. (Manajemen terhadap fungsi keuangan).
§      Semua kegiatan / aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.

Untuk memahami pengertian Manajemen Keuangan lebih di arahkan pada kegiatan Pembelanjaan perusahaan sehingga dapat dikatakan Manajemen Keuangan sama dengan Pembelanjaan Perusahaan. Perusahaan dalam menjalankan bisnis  memerlukan aset riil (real assets) dimana aset riil tersebut berupa Tangible assets :
  1. Aset lancar : Kas, Piutang, Persediaan
  2. Aset tetap  : mesin, pabrik, kantor, kendaraan
Dan dapat berupa aset tidak berwujud (Intangible assets) : keahlian teknis (technical expertise) merk dagang (trade mark), patent.  Untuk mewujudkan aset riil tersebut memerlukan modal yang dapat di peroleh bersumber pada
  1. Liability : Utang Dagang, Obligasi, Utang bank
  2. Equity  : Modal setor, Saham, Laba Ditahan
Contoh kasus:
Misalkan seorang pengusaha ingin mendirikan sebuah mini market maka untuk dapat beroperasional dia harus mendirikan Toko (bangunan), Peralatan minimarket, peralatan administrasi minimarket yang itu merupakan aset tetap minimarket.  kemuadian dia juga harus menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang akan dijual (persediaan) serta dana kas untuk membiayai operasional minimarket yang ini merupakan aset lancar minimarket tersebut.  Untuk mewujudkan semua aset riil tersebut pengusaha itu dapat membelanjainya dengan dana yang bersumber dari modalnya sendiri  (perseorangan) atau bermitra dengan koleganya untuk membuat persekutuan modal (cv, firma dll) atau dapat juga  mendirikan perseroan terbatas (PT) untuk mengumpulkan modal dalam bentuk saham.
Pengusaha tersebut juga  dapat membelanjai aset-aset riilnya dengan hutang misalnya melalui pinjaman bank, pinjaman suplier (utang dagang) atau menerbitkan obligasi jika badan usahanya berbentuk perseroan.
Dari penjelasan di atas  dapat di definisikan  Manajemen Keuangan atau Pembelanjaan  merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.  Seorang manajer keuangan tidak hanya  bertugas mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan dan mencari dana, tetapi lebih  dari itu  harus mampu menciptakan kekayaan perusahaan melalui kegiatan mencari sumber dana dan mengalokasikannya.
Untuk mewujudkan aset riil tersebut memerlukan modal yang dapat di peroleh bersumber pada modal asing (Utang Dagang, Obligasi, Utang bank) dan modal sendiri (Modal setor, Saham, Laba Ditahan).
Seorang manajer keuangan tidak hanya  bertugas mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan dan mencari dana, tetapi lebih  dari itu  harus mampu menciptakan kekayaan perusahaan melalui kegiatan mencari sumber dana dan mengalokasikannya.
Pada hakekatnya masalah manajemen keuangan adalah menyangkut masalah keseimbangan finansial didalam perusahaan yaitu mengadakan keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan serta mencari susunan kwalitatif daripada aktiva & pasiva tersebut dengan sebaik- baiknya.  Hal ini disajikan ke dalam laporan atas posisi keuangan (neraca).


B.   PELUANG KARIR DI BIDANG KEUANGAN

Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan (pemerolehan (acquitition), pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva secara efisien)
1.      Meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
2.      Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi di lingkungan :
Ø  persaingan antar perusahaan
Ø  perekonomian dunia yang tidak menentu
Ø  perubahan teknologi
Ø  tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi


C.   SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN KEUANGAN

Awal abad 19  sekitar tahun 1900 :
a.       Istilah manajemen keuangan mulai muncul di Amerika Serikat yang mana industrinya telah berkembang pesat mengakibatkan  persoalan baru yaitu bagaimana dan darimana memperoleh kebutuhan dan untuk membiayai operasi perusahaan sehingga muncullah manajemen keuangan.
b.      Manajemen keuangan waktu itu suatu bidang ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lainnya yang menekankan diri dari aspek-aspek hukum yang biasanya muncul pada perusahaan, aspek yang masalah merjer, pendataan, perluasan perusahaan, pembentukan perusahaan baru , tata cara go public dan penjualan surat-surat berharga.

Tahun 1929 s.d. 1933:
a.       Perkembangan bisnis tsb di atas belum dilakukan dengan sempurna dan tidak diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat.
b.      Regulasi yang mengatur aktivaitas perusahaan terlambat diterapkan sehingga terjadi kelesuan perekonomian (resisi) sehingga pemerintah mengalami kesulitan yang serius yang mengakibatkan kegagalan bisnis di berbagai sektor;
c.       Pada waktu itu peranan manajemen keuangan memfokuskan analisisnya pada masalah-masalah kebangkrutan dan reorganisasi. Likuiditas perusahaan dan peraturan-peraturan tentang surat-surat berharga yang ditawarkan  di pasar modal menjadi prioritas pengelolaan keuangan.

Pada masa inilah manajemen keuangan telah bergeser perannya dari masa pencairan dana untuk pembiayaan dalam melakukan merger, konsolidasi dan pendirian perusahaan baru ke masalah struktur modal yang menganalisis perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Hal itu membuktikan bahwa manajemen keuangan tidak hanya mencari dana, tetapi lebih jauh dari itu yaitu bagaimana komposisi dana harus diperoleh agar mendapatkan modal dengan biaya yang minimal (tercapai struktur modal yang optimum)

Tahun 1940 s.d. 1950-an:
a.       Dipelajari oleh masyarakat luas.
b.      Manajemen keuangan tidak hanya mengatur masalah bagaimana memperoleh dana dan struktur modalnya, namun telah mempelajari bagaimana menggunakan dana secara efektif dan efisien.
c.       Manajemen keuangan dimaksudkan untuk menghitung secara rinci keadaan keuangan perusahaan, sehingga dapat dianalisis besarnya laba yang diperoleh dan besarnya nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham-sahamnya.

   
Tahun 1960 s.d. 1970:
a.       Ilmu manajemen keuangan mengalami suatu pembaharuan pada sisi hutang (liability) dan modal sendiri yang berada disisi kanan laporan neraca.
b.      Memfokuskan pada penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ada 2 pusat perhatian yang diutamakan.
1). kombinasi optimal dari surat-surat berharga.
2). cara-cara bagaimana investor secara individu mengambil keputusan-keputusan investasi, teori porto folio, dan imp likasinya terhadap keuangan perusahaan.

       Pada awal tahun 1966, perekonomian dunia dilanda inflasi, sehingga pasar keuangan melakukan kebijakan yang sangat ketat dan tingkat biaya memperoleh dana yang tinggi.
       Dalam menghadapi kondisi seperti ini ilmu manajemen keungan memiliki 4 bidang tugas pokok.
1.      Pengendalian arus kas dan arus fisik barang.
2.      Mencoba menghubungkan antara keputusan keuangan dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
3.      Dikaitkannya perencanaan dan pengendalian keuangan dan faktor-faktor perubahan lingkungan eksternal.
4.      Manajemen keuangan tidak hanya berlanggung jawab terhadap pengelolaan arus kas, tetapi juga mengontrol pusat-pusat laba yang ada dari seluruh operasi perusahaan. Para eksekutif keuangan harus dapat mengevaluasi aspek dari operasi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.

Tahun 1970-an sampai awal abad 21
a.      Berkembang dengan pesat
b.   Terus berkembang dengan munculnya inovasi baru dalam pembiayaan seperti Leasing dan pertumbuhan perusahaan secara eksternal melalui konglomerasi, merjer, akuisisi
c.     Ilmu manajemen keuangan terus  berkembang menjadi suatu ilmu yang tidak dapat dilepaskan dari bagian suatu proses pengambilan keputusan oleh hampir semua perusahaan.


D.   KEPUTUSAN MANAJAMEN KEUANGAN

Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk dapat memaksimalkan dan meningkatkan kekayaan perusahaan sangat ditentukan oleh keputusan-keputusan keuangan Perusahaan. Keputusan keuangan yang tepat berdampak pada value perusahaan, sebagaimana dijelaskan di atas bahwa keputusan keuangan harus berorientasi pada tujuan perusahaan yaitu meningkatkan value perusahaan.

Aliran kas antara pasar modal & operasi


Penjelasan:
1. Kas diperoleh dengan menjual financialasset (saham, obligasi/sekuritas lain) atau mendapatkan kredit dari bank atau sumber lain
2. Dana yang diperoleh dari pemberidana digunakan untuk membeli realassets yang digunakan dalam operasional perusahaan
3. Apabila perusahaan bekerja dengan baik, real asset menghasilkan aliran kas masuk yang lebih besar dari jumlah yang dibayarkan(dikeluarkan) pada saat investasi
4. Pada akhirnya kas tersebutdireinvestasikan atau dikembalikan kepada pemodal (pemegang obligasi maupun bank)

Ada pun keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga (3) jenis:
1.      Keputusan investasi (Investment decision)
Keputusan yang berkaitan dengan bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan ini meliputi penentuan aktiva riil yang dibutuhkan untuk dimiliki perusahaan.
2.      Keputusan pembelanjaan (Financing decision)
Keputusan yang berkaitan dengan bagaimana  manajer mendapatkan dana yang akan digunakan untuk memperoleh aktiva riil yang diperlukan. Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal.  Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.
3.      Kebijakan deviden (deviden policy)
Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham.  Oleh karena itu dividen ini merupakan bagian penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham.  Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan deviden tunai,  stabilitas deviden, dividen saham (stock deviden), pemecahan saham (stock split), penarikan kembali saham yang beredar (repurchase stock), yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.



E.   TUJUAN PERUSAHAAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM ORGANISASI

Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan (The Main Objective of Financial Management) adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, bukan memaksimumkan profit.Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab soSial, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek.
Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan sebagai berikut:
1.   Berarti memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
2.    Berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian akuntansi.

Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan nilai perusahaan dengan pertimbangan teknis sebagai berikut :
1. Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas daripada memaksimumkan laba, karena memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
2.   Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan.

 Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan dating mungkin beragam.
Berdasarkan pengertian Manajemen Keuangan di atas dapat di sebutkan 2 (dua) fungsi Manajemen Keuangan yaitu :
  1. Fungsi Pendanaan (mencari sumber dana) :
§  Tercermin di neraca sisi passiva.
§  Keputusan pembelanjaan, maksudnya bagaimana perusahaan mencari sumber modal dengan prasyarat dan biaya yang semurah-murahnya.
§  Pembelanjaan pasif.
  1. Fungsi Penggunaan Dana (Alokasi) :
§   Tercermin di neraca sisi aktiva.
§   Keputusan investasi, .   Prinsip Efesiensi dalam pengalokasian dana berorientasi bahwa penggunaan dana pada investasi usaha diharapkan memberi keuntungan di masa yang akan datang.
§   Pembelanjaan aktif.
Jadi manajemen keuangan berfungsi untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya dan mengeluarkan biaya sekecil-kecilnya.


F.    PERKEMBANGAN TEORI KEUANGAN

Seperti teori-teori lainnya, teori keuangan juga mengalami perkembangan. Perkembangan teori keuangan sejak dikenal tahun 1900 sampai abad dua puluh satu ini tidak begitu pesat.
Perkembangan tersebut umumnya merupakan penyempurnaan dan pendalaman serta perluasan analisis dari teori yang ada. Perkembangan teori keuangan tersebut adalah :
 
1.      Teori Pasar Modal Efisien (Efficient capital Market theory)
      Asumsi penting dalam teori keuangan adalah asumsi pasar modal yang efisien.
Efisiensi pasar modal ini bukan efisien dalam arti administrasi keuangan , tetapi efisiensi yang dimaksud adalah efisien secara informasional . Artinya bahwa harga-harga sekuritas yang ada di pasar modal mencerminkan informasi relevan yang mempengaruhi harga skuritas tersebut.
Efisiensi pasar modal ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Tidak ada biaya transaksi baik transaksi pembelian maupun penjualan;
b.      Tidak ada pajak;
c.       Pasar bersifat persaingan sempurna, artinya banyak pembelian maupun penjualan;
d.      Pembelian maupun penjualan bertindak sebagai price maket (penentu harga);
e.       Baik individu maupun perusahaan memiliki akses yang sama ke pasar modal;
f.    Informasi yang berhubungan dengan pasar modal tersedia untuk semua pelaku pasar dan mereka memiliki harapan yang sama;
g.      Tidak ada biaya yang berkaitan dengan financial distress;


      Asumsi tersebut di atas mengacu suatu hipotesis yaitu hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis, EMH). Telah dikemukakan bahwa pengertian efisien di sini adalah fisien secara informasional (informational effciency) bukan efisien secara operasional (operational fficiency).

     Untuk mencapai kondisi yang efisien secara informasional ini ada 4 syarat yang diperlukan, yaitu:
a.   Informasi harus dapat diperoleh tanpa biaya dan tersedia bagi semua pelaku pasar modal pada saat yang sama. Artinya, informasi yang ada kaitannya dengan pasar modal harus dapat diterima oleh semua pelaku pasar modal secara merata pada waktu yang sama. Tidak ada investor yang menerima informasi tersebut lebih cepat atau lebih lambat dari investor lainnya.
b.      Pelaku pasar modal secara individu tidak dapat dan tidak mampu mempengaruhi harga saham.
c.   Semua pelaku pasar modal bertindak secara rasional. Artinya para pelaku pasar modal tersebut bertujuan untuk memaksimumkan nilai harapan yang ingin dicapai, misalnya ingin memaksimumkan return yang diharapkan.
d.      Tidak ada biaya transaksi, pajak, dan hambatan-hambatan transaksi lainnya.
  
Efisiensi pasar modal dapat dibagi menjadi 3 bentuk efisiensi, yairu:
a.    Efisisensi bentuk lemah (weak-form efficiency). Efisiensi bentuk lemah menunjukkan bahwa harga saham di masa datang tidak dapat diprediksi hanya menggunakan data harga saham yang lalu. Pergerakan harga saham bersifat random (acak), sehingga tidak dapat diprediksi hanya menggunakan data harga historis. Apabila harga saham yang akan datang dapat diprediksi hanya menggunakan data harga saham masa lalu, maka pasar modal tersebut belum efisien dalam bentuk lemah.
b.  Efisisensi bentuk setengah kuat (semi strong-form efficiency). Efisiensi bentuk setengah kuat menunjukkan bahwa harga saham yang terjadi merefleksikan atas informasi yang dipublikasikan.
c.    Efisiensi bentuk kuat (strong-form fficiency). Efisiensi bentuk kuat menunjukkan bahwa harga saham yang terjadi merefleksikan informasi yang dipublikasikan maupun  informasi yang tidak dipublikasikan.

2.  Teori Struktur Modal (Capital Structure Theory)
Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori mengenai struktur modal pertama kali dikenalkan oleh Francisco Modigliani dan Merton Miller (biasa disingkat: MM) tahun 1958. Modigliani dan mliller mempublikasikan teori struktur modal ini dalam hubungannya dengan kemarnpuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang (future earning). Mereka mengemukakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa datang tidak dipengaruhi oleh besarnya struktur modal (dengan asumsi tidak ada pajak). Jika teori ini benar maka manajer keuangan tidak perlu memikirkan perencanaan besarnya struktur modal karena tidak berpengaruh .terhadap kemampuan perusahaan memperoleh laba. Kemampuan memperoleh laba ini nantinya akan mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Jika kemampuan laba tinggi maka harga saham akan naik. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pula bahwa besarnya struktur modal tidak relevan mempengaruhi tinggi rendahnya harga saham. Teori struktur modal ini terus berkembang berkenaan dengan usaha perusahaan untuk menghasilkan laba yang diperoleh dari penggunaan modal.
   
Pada tahun 1963, Modigliani-Miller mempublikasikan teorinya yang kedua tentang struktur modal dengan memperhatikan pajak. Adanya pajak maka nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham dipengaruhi oleh struktur modal dengan memperhatikan pajak. Adanya pajak maka nilai perusahaan akan tercermin pada harga saham dipengaruhi oleh struktur modal. Semakin besar (banyak) hutang yang digunakan maka semakin tinggi nilai perusahaan yang berarti semakin tinggi.harga sahamnya. Alasannya adalah bunga hutang yang dibayarkan dapatmengurangi pajak yang dibayar oleh perusahaan. Penghematan pajak ini merupakan keuntungan pemegang saham, sehingga nilai perusahaan meningkat yang tercermin pada meningkatn harga saham.

3.   Teori Dividen (Dividend Theory)
Telah dijelaskan di muka, bahwa. menurut Modigliani-Miller dengan asumsi pasar modal efisien dan tidak ada pajak, kebijakan dividen tidak relevan dengan konsep nilai perusahaan (harga saham). Hal ini disebabkan setiap rupiah yang dibayarkan  perusahaan sebagai dividen mengharuskan perusahaan mengeluarkan saham baru. Sebagai akibat emisi saham baru itu maka nilai sekarang dari penerimaan pemegang saham lama menjadi semakin kecil.  Ini artinya pembagian dividen tidak mempengaruhi tingkat kemakmurannya. Dengan kata lain, bagi pemegang saham akan sama saja apakah menerima pembayaran dividen sekarang atau capital gain di masa datang. Dengan asumsi pasar modal yang efisien maka nilai perusahaan hanya dipengaruhi oleh keputusan penganggaran modal (Copital Budgeting Decision).   Keputusan pengganggaran modal tersebut nantinya akan mmpengaruhi  aliran kas dan tingkat risiko di masa datang. Risiko merupakan penentu aliran kas di masa dating karena keadaan yang akan datang penuh ketidakpastian. Hasil yang telah direncanakan kemungkinan tidak tercapai. Kemungkinan menyimpangnya hasil dari rencana yang telah ditetapkan inilah sebagai risiko yang harus diperkirakan sebelumnya.

4. Teori Diskonto Aliran Kas (Cash flow Discounted Theory)
Teori ini mendasarkan diri pada konsep nilai waktu dari uang (time valtre of money). Aliran kas yang akan diterima pada masa depan dapat dinilai sekarang menggunakan factor diskonto. Faktor diskonto ini misalnya berupa bunga. Proses penilaian aliran kas di masa depan tersebut dinamakan pendiskontoan aliran kas (cash flow discounted). Pendiskontoan kas ini dimaksudkan untuk menilai aliran kas di masa depan yang dinilai sekarang (present value).

Proses pendiskontoan aliran kas ini dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
  a. Perkiraan (estimasi) aliran kas di masa yang akan dating;
b. Penilaian risiko aliran kas di masa yang akan datang;
c. Menganalisis penilaian risiko dihubungkan dengan aliran kas;
d. Penentuan nilai sekarang dari aliran kas (present varue of cashflow)

Pendiskontoan aliran kas ini penting untuk menetapkan suatu tingkat diskonto atau bunga yang akan digunakan untuk menilai aliran kas yang akan datang jika dinilai saat ini.
Tingkat diskonto yang akan digunakan tersebut harus mencerminkan tingkat risiko aliran kas, tingkat keuntungan ekonomi (return) dari investasi yang dilaksanakan dan priode  aliran kas (jangka waktu suatu investasi).

5. Teori Agen (Agent Theory)
Sekali lagi bahwa, tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham yang diterjemahkan sebagai memaksimumkan harga saham. Dalam kenyataannya tidak jarang manajer perusahaan memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama tersebut. Karena manajer diangkat oleh pemegang  saham idealnya mereka bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham. Namun dalam praktek sering terjadi konflik antara kedua pihak tersebut yang dinamakan  agency problem.  Agency problem ini dapat muncul antara manajer dan pemegang saham atau antara kreditur dan pemegang saham. Dalam perusahaan besar agency problem sangat potensial terjadi karena proporsi kepemilikan perusahaan oleh manajer relatif kecil. Tidak jarang tindakan manajer bukannya memakmurkan pemegang saham, melainkan memperbesar skala perusahaan dengan cara ekspansi atau membeli perusahaan lain. Motif utamanya adalah untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain. Konflik lain yang potensial terjadi dalam perusahaan besar adalah antara pemegang saham dan kreditur. Kreditur memiliki hak atas sebagian laba dan sebagian aset perusahaan terutama dalam kasus kebangkrutan. Sementara itu pemegang saham memegang pengendalian perusahaan yang sangat menentukan profitabilitas dan risiko perusahaan

6. Teori lnformasi Asimetrik (Asymetric Informatian Theory) 
Kita tahu bahwa manajer perusahaan pastilah lebih mengetahui tentang informasi berkaitan dengan kondisi dan prospek perusahaan dibanding dengan investor atau analis.
Kondisi seperti ini disebut asymetric information Artinya antara manajer dan pemilik mempunyai informasi yang berbeda tentang perusahaan. Dalam kasus ini, mungkin saja manajer perusahaan percaya bahwa saham perusahaan dalam keadaan undervalued atau overvalued Hal itu tergantung apakah informasi tersebut menguntungkan atau tidak bagi perusahaan. Dampak yang mungkin muncul dengan adanya asymetric information adalah timbulnya kegagalan pasar. Misalnya saja kita akan membeli komputer bekas. Pada pasar komputer bekas ini penjual biasanya memiliki informasi yang lebih baik daripada pembeli atau terdapat asymetric information atas calon penjual dan pembeli. Akibatnya, pembeli yang memperoleh informasi kurang lengkap dibanding penjual kemungkinan akan
mendapatkan harga yang tidak seharusnya dibayar atau kualitas barang yang tidak sesuai dengan harganya.

7.   Teori  Portopolio (Portfolio Theory)
Tokoh yang terkenal dengan teori portofolionya adalah Harry Markowitz, Dia pernah memperoleh hadiah Nobel di bidang ekonomi tahun 1990. Teori  Portopolio menyatakan bahwa risiko dapat dikurangi dengan cara mengkombinasikan aset ke dalam suatu portopolio.
Investor dapat mengurangi risiko atas investasinya dengan  dengan cara menanamkan dananya pada berbagai saham di berbagai pasar saham atau berbagai saham di suatu pasar saham (bursa).
Hal ini karena risiko aset secara individu akan lebih besar dari pada risiko portopolio. Namon teori ini belum menyebutkan secara jelas hubungan antara hasil (return) dengan risiko investasi.
Oleh karena itu teori ini disempurnakan oleh William Sharpe dengan mengembangkan teori keseimbangan yang menghubungkan antara risiko dan hasil

8. Teori Opsi (Option Theory)
Opsi merupakan suatu hak untuk menjual dan membeli suatu asset dengan harga tertentu selama jangka waktu tertentu. Perdagangan opsi di Amerika telah berkembang sejak tahun 1800-an. Suatu model penilaian opsi telah diperkenalkan pada tahun 1973 oleh FisherBlack dan Myron Scholes. Model tersebut kemudian dikenal dengan Black-Scholes  option Pricing Model. Namun demikian, walau sudah agak lama teori ini berkembang tetapi sampai saat ini belum dianggap sebagai teori dalam manajemen keuangan. Hanya saja ada beberapa keputusan di bidang  keuangan yang dapat dianalisis dan dipahami lebih baik dengan menggunakan kerangka teori opsi ini.
Sebagai contoh, dalam perkara pembatalan sewa guna usaha (leasing) sebagai salah satu alternative pembiayaan perusahaan.  Pembatalan transaksi sewa guna usaha dapat dianalisis dengan kerangka teori opsi.
Begitu pula modal yang akan digunakan oleh perusahaan yang dapat berupa modal sendiri perusahaan (ekuitas perusahaan) atau memakai hutang  (leverage) dapat diperjual-belikan menggunakan teori opsi ini. 

0 komentar (comment):

Posting Komentar

Jaga lilin hoho :o